Sabtu, 10 Juni 2017

Keseharian Raqqa, Ibu Kota ISIS, Siapa Pun Bisa Mati Setiap Saat




BERITA NASIONAL - Raqqa, kota Suriah,identik dengan kelompok militan yang menamakan dirinya Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) setelah menjadikanya sebagai ibukota kekhalifahan Islam Versi ISIS pada awal 2014.

Oleh ISIS, Raqqa, Kota yang pernah menjadi ibukota kekhalifahan Abbaiyah, dijadikan sebagai ''pusat pemerintahan'' dan ''pusat kegiatan militer''. Sejak jatuh ke tangan ISIS, tak banyak yang di ketahui soal kondisi disana karena ISIS secara ketat mengontrol arus informasi.

Namun, seorang pegiat  secara diam-diam merekam suasana kota dan berhasil membawa rekaman ini ke Turki. Dari rekaman ini terlihat, warga berlalu lalang di satu bagian kota. Sementara di sisi kiri dan kanan jalan terdapat tumpukan kantong pasir .

Di atap salah satu gedung, bendera ISIS berwarna hitam berkibar din tiup angin. Di bagian lain, rekaman menunjukan pasar tradisional yang cukup ramai. Ada kios-kios penjual, sementara beberapa perempuan  dengan pakaian berwarna hitam bberjalan bergegas.

Dijalan, beberapa orang menarik gerobak berisi dagangan. Lagi-lagi terlihat banyak tumpukan kantong pasir.


''MENYEMBUNYIKAN'' JALAN

Yang cukup mencocok , beberapa meter di atas beberapa ruas jalan, di pasang terpal. Para aktivis mengatakan terpal ini sengaja di pasang agar jalan-jalan di Raqqa  tak bisa dilihat dari pesawat-pesawat tempur milik koalisi yang secara rutin menggempur Raqqa.

''Tak senua warga di Raqqa menerima kehadiran ISIS. Mereka tergabung dalam kelompok Ahrar al-Furat,''ungkap aktivis yang mengambil video  saat berbincang dengan BBC di satu lokasi di Turki. Mereka ini katanya, melakukan hal-hal  yang bisa dianggap sebagai bentuk atau simbol perlawanan terhadap ISIS, meski tindakan itu sepele. Misalnya menulis grafiti di tembok kota.

''Intinya adalah, Kami ingin menunjukan bahwa ISIS tidak diterima di raqqa.'' Bagi para aktivis, kesulitan terbesar yang mereka hadapi adalah mengirim informasi keluar.''ISIS mengontrol siapa saja, apa saja. Mereka akan melakukan tindakan apapun  untuk memastikan warga kota tidak berkomunikasi dengan dunia luar,''kata aktifis tersebut.

Ia juga mengatakan suasana waspada sangat terasa, seakan-akan kota harus di siapkan setiap saat  untuk menghadapi pertempuran.''Rasanya sudah siap perang, siap bertempur, di jalan-jalan,''katanya.

KOTA MAUT

Hal lain yang juga tampak di video ini adalah sejumlah keluarga mmengepak barang dan meninggalkan Raqqa denga menggunakan mobil atau truk. Di pinggiran Raqqa , puluhan ribu orang terlebih dulu mengungsi  seiring dengan makin intensifnya pertempuran.

''Yang paling berat menanggung penderitaan  adalah warga yang terjebakdi Raqqa. Mereka di bom. Kondisi mental anak-anak mengenaskan,''kata aktifis Raqqa.''Ini adalah kota maut, siapapun bisa mati setiap saat,''

Koalisi yang memerangi ISIS di Suriah dan Irak meningkatkan serangan udara di sekitar Raqqa dalam beberapa pekan terakhir yang dilaporkan memicu peningkatan jumlah korban di kalangan warga sipil.

Pada Senin (5/6/2017), organisasi HAM mengatakan satu serangan udara menewaskan setidaknya 17 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang tengah meninggalkan Raqqa dengan menyeberangi sungai Efrat.

Menurut PBB, 100.000 orang menyelamatkan diri dari Raqqa sejak April untk menghindari pertempuran. Didalam kota , harga pangan naik dan pasok air bersih hanya tersedia rata-rata hanya  empat jam perhari.

Selain itu, Raqqa juga menghadapi kelangkaan tenaga medis  dan obat-obatan. Diperkirakan jumlah milisi ISIS di pusat kota Raqqa antara 3.000 hingga 4.000 orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar