Kamis, 14 September 2017

Pengacara Sebut Koleksi Tas Bermerek Milik Anniesa Hasibuan "KW" alias Palsu

Perancang Mode Anniesa Hasibuan mendapatkan standing ovation lebih dari 1.500 orang tamu dalam New York Fashion Week (NYFW)


NASIONAL, AGEN SAKONG ONLINE - Penyidik Bareskrim Polri memeriksa Direktur Utama PT First Travel Andika Surachman, istrinya, Anniesa Hasibuan, dan adik Anniesa bernama Siti Nuraidah Hasibuan sebagai tersangka pada hari ini, Rabu (13/9/2017).

Penyidik mengonfirmasi sejumlah aset yang disita kepada para tersangka.

Salah satu aset yang ditanyakan adalah koleksi tas milik Anniesa.

Jika dilihat dari media sosialnya, Anniesa kerap mengenakan berbagai tas bermerek yang dipadu dengan baju penuh gaya.

Namun, menurut pengacara Anniesa, Deski, koleksi tas tersebut bukan produk asli.

"Ada tas Hermes satu milik Anniesa, tapi itu KW (palsu) katanya," ujar Deski yang juga Kepala Divisi Legal Handling Complaint PT First Travel, Rabu (12/9/2017).

Deski mengatakan, tas Hermes tersebut dibeli via online dengan harga di bawah Rp 5 juta dari Hongkong.

Meski produk palsu, tetapi tas tersebut memiliki surat.

Sementara, soal kepemilikan sepatu dan perhiasan Anniesa, penyidik belum mengonfirmasinya.

"Belum, itu barangnya KW semua," kata Deski.

Selain tas milik Anniesa, penyidik menunjukkan beberapa barang bukti lain untuk dikonfirmasi kepada para tersangka.

Bukti tersebut antara lain, STNK mobil, dokumen perusahaan, status kepemilikan rumah di Sentul, bukti transaksi keuangan, dan ATM atas nama Andika serta istrinya.

"Cuma memperlihatkan barang sitaan saja, perusahaan ada tiga, ini milik siapa," kata Deski.

Dalam kasus ini, penyidik telah menyita sejumlah bangunan dan kendaraan milik para tersangka.

Selain itu, sebanyak 13 rekening telah diblokir dan meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk ditelusuri aliran uangnya.

Dalam kasus ini, para tersangka menjanjikan calon jemaah untuk berangkat umrah dengan target waktu yang ditentukan.

Hingga batas waktu tersebut, para calon jemaah tak kunjung menerima jadwal keberangkatan. Bahkan, sejumlah korban mengaku diminta menyerahkan biaya tambahan agar bisa berangkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar