Senin, 27 November 2017

Dirut Transjakarta: Pak Gubernur Saja Enggak Bisa Masuk "Busway"



JAKARTA, Nasional - - Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, kejadian tentang mobil pedangdut Dewi Perssik yang ingin masuk busway jelas salah. Selain transjakarta, jalur itu hanya bisa dilintasi ambulans, pemadam kebakaran, dan mobil berpelat RI.

"Saya saja enggak bisa masuk. Pak Gubernur saja enggak bisa masuk, kok," ujar Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Minggu (27/11/2017) malam.





Budi mengatakan, dirinya menerima laporan yang berbeda terkait kejadian itu. Saat kejadian, Budi mengatakan, pihak Dewi Perssik memaksa petugas agar mengizinkan mobil mereka lewat busway.

Dewi sebelumnya mengatakan bahwa petugas Transjakarta bersikap arogran. Namun, kata Budi, banyak yang menyaksikan kejadiannya tidak seperti itu.

"Saat kejadian dia memaksa, ditegur malah memaki-maki. Itu yang bikin jadi panjang ceritanya," kata Budi.

Lagi pula, soal petugas yang arogan atau tidak, itu bukan inti permasalahan. Budi mengatakan, intinya adalah kendaraan pribadi tak bisa masuk busway.

Kecuali, ada diskresi dari polisi yang mengizinkan busway digunakan karena ada kemacetan. Dia membela petugas transjakarta yang menjaga busway tetap steril di kawasan itu.

"Petugas saya itu melaksanakan tugas dengan baik, lho, ya kan? Dia membuat ini mengikuti aturan gubernur dan pada saat dia mengikuti aturan tadi, kan, buat kita semua. Bukan buat sok-sokan, dia enggak bikin aturan baru," ujar Budi.

Mobil pedangdut Dewi Perssik terobos busway atau jalur transjakarta di kawasan Pejaten, tepatnya di depan mal Pejaten Village, Jakarta Selatan, Sabtu (25/11/2017).




Peristiwa itu ramai diperbincangkan di media sosial. Dalam video yang beredar, mobil Dewi yang masih berada di jalur transjakarta dikelilingi massa. Massa terlihat emosi terhadap Dewi karena perbuatannya menyalahi aturan.

Menanggapi peristiwa tersebut, Dewi melakukan klarifikasi melalui akun Instagram miliknya @dewiperssikreal.

Dewi mengatakan, saat itu ia meminta bantuan pengawalan karena asistennya sedang sesak napas dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati.

Dewi menyebut, saat itu petugas transjakarta bersikap arogan. Ia menyesalkan banyak warga setempat dan pengendara sepeda motor menghakiminya secara sepihak tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. (adm/joe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar