NASIONAL, AGEN SAKONG ONLINE - - Densus 88 Anti-Teror Polri menangkap sembilan terduga teroris di Bima pada Selasa (31/10/2017) dan Rabu (1/11/2017).
Mereka merupakan anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Bima yang beberapa kali terlibat dalam aksi teror.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, sembilan orang tersebut dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan.
"Sembilan tersangka yang masih hidup saat ini dibawa ke Bandara Internasional Lombok untuk diterbangkan ke Jakarta," kata Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Kesembilan orang tersebut berinisial I, AH, JA, Y, AR, RJ, AM, BA dan SR. Mereka diketahui memiliki peran yang berbeda.
I merupakan orang yang menembak Bripka Jainal, anggota Sat Sabhara Polres Bima Kota pada 11 September 2017. I membeli senjata bersama AM.
Selama bersembunyi, pelaku mendapatkan bantuan berupa makanan dan logistik dari AH dan RJ. Penyediaan logistik untuk kelompok tersebut dikoordinasikan kepada JA.
Selain itu, Densus 88 juga menangkap Y dan AR karena keterlibatannya dalam pelatihan fisik yang dilakukan pada internal JAT Bima.
Kemudian, SR selaku pembuat senjata rakitan yang digunakan I juga ditangkap. Terakhir, terungkap bahwa aksi mereka dikoordinir oleh BA.
"Dia mengetahui aksi dan berperan sebagai orang yang memberi motivasi sebelum penembakan Bripka Abdul Ghofur," kata Martinus.
BA juga membantu pelarian para pelaku penembakan anggota Polri tersebut.
Sebelum menangkap kesembilan orang itu, Densus 88 telah meringkus dua orang lainnya bernama Amir dan Yaman pada Senin (30/10/2017).
Amir merupakan orang yang menembak Bripka Abdul Ghofur, anggota Polsek langgudu, pada 11 September 2017 lalu.
Sementara Yaman memboncengi I saat menembak Bripka Jainal.
Dari hasil interogasi sementara, Iqbal mengaku bahwa dirinya menembak polisi tersebut. Setelah kejadian, mereka melarikan diri ke arah Ambalawi dan bersembunyi di gunung.
Hingga saat ini, terduga teroris bernama Imam Munandar alias Nandar masih buron. Menurut Iqbal, Nandar masih memegang sepucuk senjata api rakitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar