
MajalahAnalisa.com,Toraja - Natal sejatinya adalah sukacita dan membawa kedamaian. Bagi yang merayakan, Natal menjadi momentum berkumpul bersama orang terkasih serta berbagi sukacita.
Namun pemandangan berbeda kita akan jumpai pada sebuah gubuk di Dusun Bena', Kelurahan Buntu Masakke', Kecamatan Sangala, Tana Toraja. Gubuk ini dihuni seorang wanita jompo bernama Nenek Tangsi (77) seorang diri.
Saat dikunjungi, tampak Nenek Tangsi hanya duduk berdiam diri dipancari cahaya dari lampu berbahan bakar minyak tanah. Nenek Tangsi juga tidak memiliki anak. Ia hanya ditemani seekor anjing peliharaan yang diberi nama Monkey (Seba).
Di gubuk ini, sama sekali tidak terlihat kesan perayaan kelahiran Sang Juru Selamat Yesus Kristus. Jangankan kelap-kelip lampu pohon Natal, makanan khas dan enak yang biasa disajikan pada hari Natal pun tidak terlihat. Rupanya Nenek Tangsi yang miskin ini tidak mampu mengadakan semuanya seperti umat lain.
Nenek Tangsi sudah lama hidup sendiri sejak ditinggal mati suami tercinta, dua tahun silam. Sejak saat itu, Nenek Tangsi melanjutkan hidup seorang diri berteman Monkey, yang selalu setia di sisinya.
Agen Sakong Online
Ditinggal suami, Nenek Tangsi hanya mengandalkan seorang keponakannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang miskin. Selama ini, keponakannya memenuhi kebutuhan hidup Nenek Tangsi, yang kadang membawa beras dan lauk ala kadarnya guna dimakan untuk beberapa hari ke depan.
Saat ditanya apa yang paling diinginkannya dalam momen Natal, saat ini, Nenek Tangsi menjawab bisa berkumpul bersama keluarga, itu sudah cukup.
"Sui tahu, sirempun sola keluarganna ma' Natal. (Seperti orang lain, bisa berkumpul bersama keluarga bercerita berbagi sukacita di hari Natal)," ungkap Nenek Tangsi lirih, mengakhiri percakapan sambil menyeka air mata.
Sumbber dari, detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar