
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah menggagas lomba menangkap buaya di wilayah Kota Kupang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, lomba ini digelar karena banyak buaya berkeliaran di sekitar lokasi obyek wisata pantai.
Satwa liar itu sangat mengganggu dan meresahkan para wisatawan yang berkunjung maupun nelayan setempat.
"Saya tidak mau kalau perairan kita, khususnya di Pantai Lasiana sampai Teluk Kupang, itu banyak buaya yang berkeliaran. Karena itu, saya menggagas lomba menangkap buaya. Silakan masyarakat yang memiliki keahlian, membentuk tim untuk menangkap buaya-buaya itu," kata Marius kepada Kompas.com, Rabu (3/8/2016) malam.
Penangkapan buaya itu sebenarnya tugas Balai Besar Konversi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi NTT. Namun, karena dampaknya telah mengganggu sektor pariwisata, Marius berinisiatif menggagas lomba itu.
Menurut Marius, BBKSDA NTT memiliki keterbatasan sarana alat dan personel dan itu menyulitkan mereka untuk menangkap buaya.
Reptil itu, kata Marius, sangat mengganggu anak-anak untuk mandi. Wisatawan pantai juga waswas dan serba hati-hati karena tidak aman.
Setiap orang diperkenankan menangkap buaya dengan catatan tidak menangkap di sarang buaya, tetapi yang berkeliaran di pantai. Buaya yang ditangkap harus dalam keadaan hidup.
"Kita sedang mengatur mekanismenya, tapi ide itu silakan didiskusikan di publik dan mudah-mudahan warga bisa mendukung," kata dia.
Hadiah Rp 5 juta menanti para penangkap buaya. Marius juga mengatur soal asuransi bagi para penangkap buaya.
"Kalau misalnya ada warga yang terluka saat menangkap buaya, maka kita telah bekerja sama dengan asuransi supaya diberikan kompensasi," kata Marius.
Buaya yang berhasil ditangkap dalam keadaan hidup, kemudian diserahkan kepada pihak BBKSDA NTT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar