Kamis, 29 Desember 2016

Timah Panas untuk Perampok Rumah Dodi Triono



   Peristiwa.

Analisaqq.net , Jakarta - Sehari setelah kematian keluarga Dodi Triono, polisi bekerja keras memburu para pelaku perampokan sekaligus penyekapan di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Melalui sistem digital security, polisi akhirnya menemukan titik terang. Pelaku perampokan sadis Pulomas itu yang diperkirakan empat orang.

Dengan CCTV atau kamera pengintai di rumah Dodi Triono, dan dibantu anjing pelacak serta pemeriksaan saksi, polisi akhirnya menangkap dua di antara empat perampok di rumah arsitek itu.

Kedua perampok itu bernama Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Keduanya ditangkap pada Rabu siang di rumah kontrakan milik Kimley, Jalan Kalong, RT 08 RW 02, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Penangkapan Ramlan dan komplotannya merupakan gabungan dari jajaran Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Timur dan Polresta Depok.

"‎Saya apresiasi jajaran Polda Metro Jaya yang di-back up Mabes Polri. Karena kami dapat info (dari Polda Metro Jaya), bahwa dari empat pelaku, dua pelaku sudah ditangkap," ujar Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam jumpa pers akhir tahun 2016 di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 28 Desember 2016.
"Saya menghargai kecepatan langkah ‎teman-teman Polda Metro Jaya. Ini kasus yang menghentakkan kita di tengah suasana ibadah Natal," Tito menambahkan.

Meski ini hanya kasus kriminal biasa, yakni perampokan, tapi banyaknya jumlah korban meninggal hingga enam orang mengejutkan pihaknya.

"Tapi kesigapan Polda Metro hanya satu hari mengungkap kasus ini, saya anggap luar biasa," ujar Tito.

Namun, seorang perampok terpaksa ditembak mati karena diduga melawan saat penangkapan. Sementara satu lainnya selamat. 

"Satu orang bernama Ramlan Butar Butar, satu lagi bernama Erwin Situmorang," ucap Tito.

Keberhasilan mengendus jejak para perampok sadis Pulomas itu murni dari pengembangan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di kediaman Dodi Triono. Termasuk menganalisis rekaman CCTV.

"Ini murni dari pengembangan di tempat olah TKP. Kemudian dari CCTV juga. Ini sangat luar biasa," kata mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri dan Kepala BNPT itu.

"Sebagian besar kasus Pulomas (terungkap) karena CCTV. Mobilnya keliatan CCTV. Kemudian pelakunya, juga wajahnya lebih jelas. Ini kan kita punya jaringan informasi. Ketika dicek informan itu kan cepat sekali. Apalagi pelaku pemain lama. Dengan adanya CCTV ini memperkuat digital security," sambung Tito.

Berkaca dari kasus perampokan Pulomas, Tito berharap seluruh gedung perkantoran, toko, tempat-tempat publik, sebaiknya dipasang CCTV.

"Ruang publik, jalan, taman, harus di-cover dengan CCTV. Nanti di-connect CCTV pemerintah dengan yang punya swasta. Ini namanya digital security. Kasus Pulomas jelas CCTV besar perannya," ujar Tito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar