Berita Nasional - Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono terakhir kali bertemu Desember 2015. Setelah itu, keduanya lebih sering `berbalas pantun` di media.
Kapan Jokowi menemui SBY? Itu sering ditanyakan ke Jokowi setelah ia bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan semakin sering ditanyakan setelah hampir seluruh ketua umum partai politik diundang Jokowi ke Istana.
Jokowi dan banyak ketua umum partai selalu menyampaikan, pertemuan membahas kondisi bangsa, soal persatuan dan kesatuan. Wajar jika pertanyaan, "Kapan Jokowi ketemu SBY?" selalu muncul.
Metro TV merangkum pertemuan Jokowi dan SBY:
Desember 2014:
Jokowi menerima kedatangan SBY di Istana Merdeka.
SBY dalam kapasitas sebagai Chairman Global Green Growth Institute (CGGGI). Ia didampingi mantan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
Pertemuan secara tertutup sekitar 30 menit. Ini pertemuan kedua Jokowi dan SBY setelah inaugurasi pergantian kekuasaan.
Mei 2015:
Jokowi membuka Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya. Jokowi memberikan sambutan yang sarat makna dan diselipi guyonan yang membuat riuh suasana pembukaan Kongres Demokrat.
Desember 2015:
Jokowi menghadiri peresmian gedung baru KPK di Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan. Acara itu juga dihadiri B.J. Habibie dan SBY.
Berbalas Pantun Jokowi dan SBY:
November 2014:
Jokowi dan SBY seolah saling sindir di media sosial. Jumat malam 28 November 2014, Jokowi dalam akun Facebook miliknya menulis status seakan menjawab cuitan SBY di akun @SBYudhoyono, Jumat siang, tentang kepemimpinan diktator dan tirani.
Jokowi menulis basis kepemimpinan dalam demokrasi adalah kepercayaan, dan kepercayaan itu dibangun di antaranya oleh rekam jejak, ketulusan hati, dan kesungguhan dalam bekerja.
Maret 2016:
16 Maret 2016, di Pati, Jawa Tengah, SBY mengkritisi pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla. SBY mengatakan, pemerintah sebaiknya tidak menguras anggaran di sektor infrastruktur. Terlebih lagi, kondisi ekonomi Tanah Air sedang lesu.
"Saya mengerti, bahwa kita butuh membangun infrastruktur. Dermaga, jalan, saya juga setuju. Tapi kalau pengeluaran sebanyak-banyaknya dari mana? Ya dari pajak sebanyak-banyaknya. Padahal ekonomi sedang lesu."
18 Maret 2016, Jokowi mendatangi proyek pembangunan pusat olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Proyek yang dibangun pada era SBY itu mangkrak sekaligus dibelit permasalahan hukum di KPK.
Jokowi mengaku sedih melihat kondisi proyek yang menelan anggaran negara lebih dari Rp2 triliun itu. Kesedihan Jokowi itu diungkapkan di akun Twitter @Jokowi.
"Sedih melihat aset negara di proyek Hambalang mangkrak. Penuh alang-alang. Harus diselamatkan."
Januari 2017:
Jumat 20 Januari 2017, jagat media sosial dihebohkan curhat SBY.
"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang?" demikian tweet SBY.
Jokowi tak diam. Ia mengatakan, pemerintah telah bertarung melawan hoax dan fitnah yang terus menyebar terutama di dunia maya.
"Saya kira, kita berhadapan dengan masa keterbukaan ini ya seperti itu. Ya kita hadapi, ya, karena semua negara menghadapi. Enggak perlu banyak keluhanlah kalau saya," kata Jokowi, Minggu 22 Januari 2017.
Jokowi menghadiri hari ulang tahun ke-70 Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di teater utama Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Pagelaran teater itu bertajuk "Tripikala: Tertawa Bersama Megawati Soekarnoputri".
Dalam teater yang diperankan sejumlah seniman dan komedian papan atas, topik seorang pemimpin yang curhat di Twitter ditertawai habis-habisan oleh penonton yang hadir.
"Kalian kalau jadi pemimpin, jadi pemimpin yang tangguh, bukan pemimpin yang cengeng," kata paduka raja yang diperankan Butet Kertaradjasa.
"Bukan kerjaannya curhat melulu. Ngeluh sama Tuhan kok di Twitter. Memang Tuhan follow situ?"
Jokowi yang menonton dari awal sampai akhir mengaku habis energinya menertawai lawakan-lawakan satire dalam teater itu, seperti dikutip dari Kompas.com.
Cuitan-cuitan SBY yang Menyindir Pemerintahan Jokowi:
Februari 2016
SBY pernah menulis di Twitter bahwa pemerintah Jokowi kerap menyalahkan kepemimpinannya.
"Hingga saat ini, SBY & Pemerintahan SBY masih sering dikambinghitamkan & disalahkan oleh pihak yang tengah berkuasa," tulis SBY.
Sindiran SBY ini merujuk pada nama Menko Perekonomian Darmin Nasution. Sebab sebelumnya, Darmin menyebut pemerintahan lalu lambat mendorong perkembangan industri pertambangan.
Oktober 2016
SBY juga pernah menulis pembelaan terkait tuduhan bahwa dokumen hasil Tim Pencari Fakta (TPF) kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib 'hilang' dalam masa pemerintahannya.
"Dua minggu terakhir ini pemberitaan media & perbincangan publik terkait hasil temuan TPF Munir amat gencar. Saya amati perbincangan publik ada yang berada dalam konteks, namun ada pula yang bergeser ke sana ke mari & bernuansa politik."
Apa yang menjadi sorotan utama hingga akhirnya SBY angkat bicara saat ini?
Terkait Aksi 411 dan Makar
SBY menyatakan bahwa dirinya telah dituduh/difitnah mendanai aksi damai 411, menginisiasi gerakan makar, hingga rencana pemboman Istana Merdeka. SBY berharap diberikan kesempatan untuk meluruskan semua tuduhan itu kepada Presiden Jokowi.
Terkait Penyadapan
SBY mengaku telah mendengar rumor penyadapan ini sejak akhir tahun lalu. Pada September usai melakukan perjalanan ke Jawa Tengah dan Jawa Barat, SBY mengaku mendapatkan peringatan dari beberapa kolega.
Kabar penyadapan ini muncul setelah tim pengacara Basuki Tjahaja Purnama mengaku memiliki bukti percakapan antara SBY dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin.
Terkait Ma’ruf Amin
SBY jumpa pers menanggapi pernyataan Humprey Djemat, kuasa hukum Ahok, bahwa ada pertemuan Ma'ruf dengan Agus-Sylvi sebelum MUI mengeluarkan sikap dan pendapat keagamaan terkait pernyataan Ahok mengutip surat Al Maidah ayat 51.
SBY ingin bertemu Jokowi, namun diduga ada yang melarang Jokowi.
Twit SBY 18 Mei 2015
"Saya amat terkejut dgn pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yg menyerang & mendiskreditkan saya, ketika menjadi Presiden dulu."
"Sudirman Said, melalui Berita Republika Online, mengatakan bahwa pemberantasan mafia migas selalu berhenti di Meja SBY."
"Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yg dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apapun diberantas."
"Saya bahkan membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, yg hakikatnya memberantas kejahatan & penyimpangan apapun."
"Tidak ada yg mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius."
"Saya tertib dlm manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya."
"Hari ini saya berbicara dgn mantan Wapres Boediono & 5 mantan Menteri terkait, apakah memang pernah ada usulan pembubaran Petral."
"Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada 3 surat yg katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu."
"Berita ini saya pandang sudah tmsk fitnah & pencemaran nama baik. Saya masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak yg menyebarkan."
"Mungkin tidak mudah menghadapi yg tengah berkuasa sekarang ini. Tetapi, kebenaran adalah "power" yg masih saya miliki."
"Selama jadi Presiden, saya tidak pernah mengintervensi BUMN manapun. Termasuk urusan tender & bisnisnya. Yg penting jangan korupsi."
"Saya juga berpesan agar semua BUMN berkembang baik, bayar pajak & deviden, tidak ada korupsi & jangan pula jadi sapi perah."
"Sebenarnya saya mendukung upaya pemerintahan Presiden Jokowi utk lakukan penertiban, krn setiap Presiden hakikatnya juga begitu."
"Tetapi, kenapa harus terus menyalahkan pemimpin & pemerintahan sebelumnya. Popularitas bisa dibangun tanpa menjelekkan pihak lain."
"Tuduhan & fitnah yg disampaikan Menteri ESDM & pihak-pihak tertentu sulit saya terima. Rakyat Indonesia, doakan saya kuat menghadapi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar