Majalah Asia - Berita Terkini Dan Terupdate

BERITA TERKINI | BERITA VIRAL | TIPS | PERMAINAN ONLINE

Senin, 01 Mei 2017

Jadi Lokasi Penambangan Emas, Hutan di Kolaka Rusak hingga 5 Hektar



BERITA NASIONAL - Bupati Kolaka Sulawesi Tenggara, Ahmad Safei, mengatakan, kerusakan hutan di kawasan Konservasi Taman Wisata Alam Mangolo mencapai lima hektar. Kondisi ini terjadi akibat adanya aktivitas penambangan emas di lokasi tersebut yang bertempat di kelurahan Ulunggulaka.

''Sejak adanya penambangan emas yang manual oleh warga pada beberapa pekan lalu, kini kondisi Taman Wisata  Alam Manggolo sangat memprihatinkan. Kerusakan hutannya mencapai lima hektar. Belum lagi para warga yang menggali lubang hingga kedalaman 15 meter. Sudah pasti tejadi kerusakan lingkungan,'' katanya  Jumat,(28/04/2017).

Terkait hal itu, Safei hari ini melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak, seperti Kejaksaan Negeri Kolaka, Polres Kolaka dan perwakilan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara. Pertemuan yang di gelar sekitar 60 menit itu membahas tentang pengosongan aktifitas penambangan di lokasi konservasi itu.

''Tanggal 11 Mei mendatang kami akan melakukan pembongkaran paksa terhadap tenda-tenda yangb didirikan oleh warga. Termasuk mengusir mereka keluar dari lokasi tersebut. Makanya tetap kita kasih waktu jeda waktu untuk pihak terkait lakukan sosialisasi. Kalau sudah mendengarkan sosialisasi masih juga melakukan aktifitas disana tindakan tegas itu akan kami lakukan,ucapnya.

Selain kerusakan lingkungan,Pemda Kolaka juga khawatir terjadi tindak kriminal di daerah sekitar lokasi tambang.''Makanya  kami kasih waktu toleransi untuk menghindari huru hara dan tindakan kriminal lainnya,''cetusnya.

Sejak dua pekan terakhir terdapat lebih dari 200 tenda yang didirikan oleh para pencari emas. Jumlah pendulang yang menggali dan merusakan kawasan konservasi itu sendiri mencapai ribuan orang.

Seperti yang di beritakan, kawasan konservasi Taman Wisata Alam Mangolo adalah satu dari sekian daerah konsevasi di Sulawesi Tenggara, yang diawasi langsung oleh BKSDA Sulawesi Tenggara. Tingkat kerusakan lingkungan di daerah itupun bervariasi, mulai dari penebangan pohon, penggalian hingga pencemaran air di aliran sungai Ulunggulaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar