BERITA NASIONAL - Puluhan balon udara tanpa awak diterbangkan warga Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (28/6/2017) pagi. Meski sudah banyak imbauan dari kementerian Perhubungan (Kemenhub ).terkait larangan menerbangkan balon, namun warga tetap berkelit bahwa kegiatan menrbangkan balon tersebut merupakan tradisi di setiap momen Lebaran.
Dalam pantauan Kompas.com sekitar 10.00 WIB, puluhan balon udara berbagai bentuk dan ukuran terlihat melayang-layang di atas langit purbalingga. Tradisi penerbangan balon ini tidak terpusat pada satu titik, melainkan dilakukan di beberapa titik, melainkan dilakukan di beberapa daerah di wilayah perkotaan.
Salah satu penerbang balon dari kelurahan Kembaran , kecamatan Purbalingga, Spriyanto (34) mengatakan, dirinya tidak mengetahui perihal larangan menerbangkan balondari pemerintah. Mpotivasinya menerbangkan balon tidak lain karena tradisi yang biasa dilakukan masyarakat setempat sejak dahulu.
''ini patungan warga, untuk bikin satu balon bisa habis Rp 1juta, waktu bikinya saja satu bulan,''katanya. Meski sudah menjadi tradisi tahunan, Supriyanto tidak keberatan jika lebaran tahun depan harus mengurungkan niatnya untuk menerbangkan balon yang lebih besar.
''Kalau memang dilarang ya tidak diulangi lagi. apalagi kalau ternyata bisa membahayakan nyawa orang,''ujarnya. Sementara itu, melihat puluhan balon udara diterbangkan dari wilayahnya, Kapolsek Purbalingga AKP Riyatnadi mengatakan, pihaknya sudah menurunkan personel untuk menyisir beberap titik yang dianggap sarat dengantradisi menerbangkan balon, diantaranya Kelurahan Purbalingga Lor, Pessayangan, Kembaran Kulon, dan gang Panca.
''Sudaj kami sisir, ada beberapa yangb berhasil dicegah, namun memang ada beberapa yang sudah terlanjur terbang,''ujarnya.
Meski adanya ancaman pidana karena menerbangkan balon, Namun pihaknya masih sebatas melakukan upaya preventif. Pasalnya, selain tradisi, banyak warga yang tidak tahu jika aktifitas menerbangkan balon udara dapat memebahayakan keselamatan tranfortasi penerbangan.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Jenderal perhubungan udara Kemenhub, Agus Santoso, mengungkapkan, Balon udara yang biasa di terbangkan masyarakat saat menyambut moment Idul Fitri dianggap membahayakan keamanan penerbangan.
Sebeb balon-balon itu mampu terbang hingga ketinggian 18.000 kaki atau sudah berada pada level jalur penerbangan pesawat komersil. Lebih dari itu, tradisi menerbangkan balon udara justru menjadi rutinitas warga Jawa Tengah begitu saja dan melayang mengukuti jalan arah angin , tidak bisa di kontrol ,''kata Agus yang di temui Kompas.com usai rapat di kantor Airnav Indonesia. Bandara Soekarno - Hatta , Selasa (27/6/2017).
Selain tidak terkontrol, balonudara ini disebut Agus tidak terditeksi oleh radar. Hal itu dikarenakan material balon udara yang sebagian besar terdiri dari plastik , dan untuk komponen di luar metal atau besi hanya tabung gas kecil untuk bahan bakar yang wadahnya mengunakan materi besi.
Agus menyebutkan salah satu teori fisika yang menjelaskan, dampak kerusakan akan lebih besar ketika sebuah objek dengan kecepatan tinggi menabrak benda yang berukuran kecil. Teori ini yang sering diumgkapkan denganpenjelasan pesawat akan rusak parah, bahkan berpotensi terjun bebas, meski hanya menabrak burung kecil.
''Burung kecil saja bisa menimbulkan kerudsakan sehebat itu, apalagi balon udara yang diameternya beberap kali orang dewasa,''tutur Agus. Selain ditakutkan menabrak pesawat, balon udara juga bisa mengancam keselamatan ketika tersedot masuk ke turbin pesawat. Terlebih, jika masih ada bahan bakar gas yang tersisa dari Balon udara tersebut hingga memicu ledakan di mesin.
''Kami bukan melarang tradisi merayakan 1 Syawal dengan menerbangkan balon udara, tapi imbau agar sebelum menerbangkan, masyarakat berkoordinasi dengan kepolisian dan pihal Bandara setempat, agar bisa diantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,''ujar Agus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar