Majalah Asia - Berita Terkini Dan Terupdate

BERITA TERKINI | BERITA VIRAL | TIPS | PERMAINAN ONLINE

Jumat, 30 Juni 2017

Teroris di Marawi Paksa Warga Sipil Jadi Budak Seks




BERITA NASIONAL -  Warga sipil yang di sandera oleh kelompok teroris di Marawi dipaksa untuk menjarah rumah, mengangkat senjata melawan pasukan pemerintah, dan bahkan menjadi budak seks untuk para teroris.

Keterangan itu disampaikan pihak militer Filipina, berdasarkan pengakuan tujuh warga yang baru berhasil lolos dari penyanderaan di kota dengan Muslim terbesar di Filipina itu. Menurut jurubicara Militer Jo- Ar Herrera, yang berbicara dalam seb uah konferensi pers, Selasa (27/6/2017), para sandera pun dipaksa untuk memeluk agama islam.

Sejumlah sandera ditugasi  untuk membawa para teroris yang terluka ke mesjid. Selain itu, sandera perempuan dipaksa menikah dengan anggota kelompok Maute yang merupakan gerombolan teroris yang mengaku setia kepada kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

''Inilah yang terjadi dalam, ini sangat jelas,''kata Jo-Ar Herrera seperti di kutip kantor berita Reuters. Meski laporan tujuh sandera itu tak bisa diverifikasi, Namun hal itu  merupakan kisah  mengerikan terbaru yang muncul dalam pergolakan yang telah berlangsung selama lebih dari lima minggu.

Beberapa warga yang berhasil lolos dari maut juga mengatakan, mayat penduduk dibiarkan tergeletak dijalan selam berhari-hari.

Sementara, warga sipil terus menjadi perisai hidup bagi para teroris,saat di bombardir oleh serangan udara dan artileri yang kini telah menghancurkan Marawi.

Kemampuan tempur para teroris, akses terhadap senjata berat , dan pengunaan pejuang asing telah menimbulkan, dia mengatakan, dia sangat sedih atas krisis tersebut dan berjanji Marawi  akan dibangun kembali.

Presiden Rodrigo Duterte, yang muncul kembali di depan publik setelah absen selama seminggu, mengatakan, dia sangat sedih atas krisis  tersebut dan berjanji  Marawi akan di bangun kembali,

Duterte juga mempunyai sepupu yang menjadi anggota Maute, yang salah satunya telah terbunuh,

Duterte meyakini keputusan untuk mengumumkan darurat militer di mindanao dapat dibenerkan, karena itu dia tahu persis apa yang akan dilakukan oleh para ekstremis itu.

''Saya tahu penempatan sniper dan dimana mereka meyembunyikan senjata api mereka,''kata Duterte  dalam sebuah pidato.

Saya sudah memiliki ganbaran yang lengkap , dan saya tahu itu akan menjadi pertarungan yang panjang.'' sambungnya.

Duterte mengatakan,dia menngerti mengapa separatis Muslim telah melawan pemerintah, namun tidak dapat memahami doktrin radikal yang mereka jalankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar