Majalah Asia - Berita Terkini Dan Terupdate

BERITA TERKINI | BERITA VIRAL | TIPS | PERMAINAN ONLINE

Sabtu, 22 Juli 2017

Indonesia dan Malaysia Terancam Kehadiran Militan Eks Marawi

Asap mengepul dari salah satu sudut kota Marawi yang digempur pasukan Filipina.


BERITA NASIONAL - Pertempuran  bersenjata di Marawi. Mindanao Filipina Selatan, kemungkinan akan berdampak jangka panjang terhadap akstrimisme  di kawasan Asia Tenggara , termasuk Indonesia.

Kemampuan para petempur prokelompok yang menamakan diri Negara  Islam di Irak dan Suriah (ISIS) menduduki kota itu dan menahan gerak maju pasukan keamanan Filipina selama sekitar dua bulan , sudah manjadi inspirasi di kawasan lain.

Institut kebijakan Analisis Konflik (IPAC) mengungkapkan pandangannya dalam sebuah laporannya yang diterbitkan pada Jumat (21/7/2017).

Pada akhir Mei 2017, kelompok pemberontak lokal Maute yang berfiliasi  dengan militan ISIS mengibarkan bendera hitam ISI itu dan berhasil menguasai Marawi.

Militan tersebut hingga saat ini masih menguasai beberapa kawasan pinggiran Marawi, yang dijuluki ''Kota Muslim" tersebut.

Perang di Marawi diperkirakan sudah menewaskan lebih dari 500 jiwa, termadsuk warga sipil.

Pada Kamis (20/7/2017), ppresiden Filipina Rodrigo Duterte  melakukan kunjungan mendadak ke markas militerc di Marawi dengan mengunakan helikopter untuk mengunakan memberi dukungan kepada tentara yang sudah berjuang selama dua bulan terakhir.

Dalam laporannya, IPC menyebutkan, perang di Marawi  sudah mendorong peningkatan serangan di kota -kota  Asia Tenggara, lebih terkordinasinya strategi wilayah di kalangan kelompok ekstrem  dan menguatnya kapasitas  sel-sel ISIS  di Indonesia dan Malaysia.

''Resikonya tidak berakhir ketika militer menyatakan kemenangan, jelas  Sidney Jones , Direktur  IPAC.

''Indonesia dan Malaysia akan menghadapi ancaman dalam bentuk kembaliannya para petempur dari Mindanao, Dam Filipina akan menjadi rumah bagi sel-sel yang tersebar lebih kecil dengan kemampuan unutk kekerasan dan indoktrinasi.''

Ipac Mengaku memiliki bukti-bukti  tentang jalur komando antara Suriah dan Marawi, dengan peran penting Dr Makmud Ahmad asal Malaysia.

JARINGAN DI INDONESIA

Semua petempur yang ingin bergabung dengan kawasan Asia Timur begitulah struktur komando di Marawi merujuk pada dirinya sendiri  harus lewat Dr Mahmud , yang juga mnegatur pendanaan ISIS  untuk oerasi di Marawi dengan penyucian uang di Indonesia, melalui  Jamaah Ansharud Daulah (JAD).

Pada Januari 2017, misalnya, Dr Mahmud menurut laporan IPAC menghubungi Achmad Supriyanto alias DAmar, seorang anggota JAD di Banten, yang pernah menjalani pelatihan singkat di Pulau Basilan, Mindanao , akhir Mei 2016.

Dr Mahmud mengatakan dia memerlukan Damar untuk menerima dana dari Suriah kre Filipina  dan memeberikannya akun di Tgelegram untuk di kontak


Pada Maret 2017, dia memberi tahu Damar bahwa dana 20.000 dollar AS atau sekitar 266 juta sudah tiba di Indonesia dan meminta dia menghubungi ornag JAD di Suiriah , Munawar, yang kemudian memberi intruksi kepada Damar lewat komunikasi internet Telegram unutuk mengambil dari seseorang di Bekasi.

Setelah itu, masih menurut laporan IPAC ini juga mengkaji bagaimana dua jaringan ISIS di Indonesia terlibat di Mindanao dan akhirnya ditekan umtuk berpartisipasi  dengan mengirimkan  sekitar 20 petempur ke medan perang Marawi.

Beberapa berasal dari JAD dan ada juga dari kelompok kecil yang belum banyak dikenal, Al-Hawariyun.

Pemimpin kelompok ini, Abu Nusaibah di tangkap November 2016 karena berupaya memicu kekerasan dalam unjuk rasa menentang gubenur DKI Jakarta saat itu , BAsuki Tjahaj Purnama alias Ahok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar