NASIONAL, AGEN SAKONG ONLINE - Banjir menggenangi Jalan Trans Kalimatan di wilayah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah selama tiga hari terakhir ini. Genangan air sempat membuat akses menuju Kalimantan Barat putus total selama sehari semalam. Banjir pun membuat rumah dan bangunan di sekitarnya terendam.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, Masdiani, mengatakan, hingga hari ini kebanyakan mobil masih tak bisa lewat, kecuali truk atau kendaraan besar lainnya.
"Masih ada satu titik yang enggak bisa dilewati, di Karang Taba (Kecamatan Lamandau) Hari ini malah tambah (airnya). Tadi hampir 1,80 meter," ujar Masdiani, Kamis (31/8/2017).
Dia menyebutkan, banjir terjadi di 14 titik jalan di tiga kecamatan (Lamandau, Batang Kawa, dan Delang). Menurut Masdiani, banjir hingga membuat putus akses jalan trans Kalimantan ini merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi.
"Tahun 2012 pernah sampai ke jalan, tapi tak separah ini (kendaraan masih bisa lewat)," ujar dia.
Masdiani menyebutkan, belum bisa memberikan data korban banjir karena jaringan telepon di lapangan, terutama di Kecamatan Delang mengalami gangguan.
Akibat banjir tersebut, banyak warga yang harus membatalkan perjalanannya. Salah satunya, Gusti Yusuf (37), warga Pangkalan Bun yang hendak ke Pontianak, Kalimantan Barat. "Kami mau ke Ponti semalam, terpaksa balik takut risiko mobil mogok. Ada mobil nekat dari Kalbar, akhirnya mogok," ucap Yusuf.
Hanya kendaraan roda dua yang bisa melintas. Itu pun dengan bantuan rakit-rakit yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat sekitar.
"Saya balik kanan, mau ke Kinipan (Kecamatan Batang Kawa). Bayangkan, kalau ada 7 titik banjir, dan untuk menyeberang harus bayar Rp 50.000, habis berapa," ujar Eduard (49), seorang guru SD, di Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau.
Menurut Eduard banjir terjadi akibat hujan deras berhari-hari di hulu Sungai Lamandau. Hal ini membuat Sungai Delang, Sungai Batang Kawa, dan Sungai Lamandau yang biasanya di bulan Agustus surut hingga terlihat batu-batu dan riamnya, kini meluap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar