NASIONAL, AGEN SAKONG ONLINE - - Ketua Tim Disaster Victims Identification (DVI) Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Kombes Pramujoko mengungkapkan adanya sejumlah kesulitan yang dihadapi timnya dalam mengidentifikasi belasan jenazah yang masih ada di RS Polri.
"Untuk kondisi jenazah yang hancur parah, ternyata data ante mortem-nya (data saat korban masih hidup) enggak bisa digunakan, seperti ada foto gigi bagian atas korban yang diberikan keluarga, tetapi ternyata gigi bagian atas korban sudah hancur," kata Pramujoko dalam jumpa pers di Posko Ante Mortem RS Polri, Kamis (2/11/2017).
Sampel DNA pun tak bisa dipakai. Menurut Pramujoko, tidak semua sampel DNA bisa digunakan untuk memperoleh identitas jenazah lantaran kondisinya yang hancur parah.
Selain itu, kebanyakan sampel DNA yang diberikan dari kakak atau adik korban. Sampel DNA tersebut dinilai Pramujoko kurang baik untuk mengidentifikasi jenazah korban.
"Paling bagus sampelnya itu DNA ante mortem dia (korban), misalnya ketika hidup dia pakai sikat gigi. Dicocokkan dengan DNA korban, berarti korban ini yang punya sikat gigi itu," kata Pramujoko.
Sampel DNA juga bisa dari barang pribadi milik korban. Sampel DNA terbaik lainnya adalah yang berasal dari garis keturunan atas atau dengan kata lain dari ayah atau ibunya.
"Sebab seseorang itu kan memiliki setengah DNA ayah dan ibunya. Itu mungkin beberapa hambatan yang kami alami saat ini," kata Pramujoko.
Kendati mengalami kesulitan tersebut, Kabid Pelayanan RS Polri Kombes Sumirat menyatakan bakal terus melakukan proses identifikasi dengan menggunakan data ante mortem yang telah diberikan keluarga.
"Kami terus upayakan agar semuanya bisa teridentifikasi," ujar Sumirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar