Majalah Asia - Berita Terkini Dan Terupdate

BERITA TERKINI | BERITA VIRAL | TIPS | PERMAINAN ONLINE

Rabu, 10 Mei 2017

Katak Sebesar Ayam dari Enrekang Ini Buktikan Kekayaan Fauna Nusantara



BERITA NASIONAL - Warga Dusun Gora, Desa Buntung Mondong, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enkerang, Sulawesi Selatan, menemukan sembilan ekor katak dengan ukuran raksasa,sebesar ayam.

Warga menangkap katak yang dalam bahasa lokal disebut ''Todan'' itu di kebun sawah pinggiran sungai Dantewwa, sungai sepanjang 10 kilometer itu di Enrekang yang melintasi Desa Buntu Mondong, Banca, dan Lunjen.

''Kita tangkap sembilan ekor, dua ekor yang paling besar beratnya 1,5 kg, panjang 50 cm dan sisanya ukuran sedang,''kata Darussalam, Warga yang ikut menangkap, kepada Tribun Enrekang, Selasa (2/5/2017).

Dia menjelaskan, katak raksasa itu memang terdapat dalam jumlah melimpah di wilayahnya. Menurutnya, katak endemik Latimojong. Kadang, warga bisa menangkap hingga 50 ekor. Pria yang berprofesi sebagai pendamping PKH dinas sosial itu menambahkan, katak itu hanya bisa di tangkap saat malam hari karena selalu bersembunyi kala siang.

Cermin Potensi

Ahli amfibi dan reptil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, mengungkapkan, katak raksasa itu adalah cermin potensi fauna Nusantara. ''Ini salah satu potensi katak nusantara yang kita miliki dari Sulawesi,''katanya saat dihubungi Kompas.com sebelumnya.

Menurutnya, katak itu merupakan jenis Limnonectes Gruniens dan Limnonectes Modestus. Jenis itu biasa memakan apapun di permukaan tanah, mulai tikus hingga burung. Amir mengungkapkan, bila di kelola dan di budidayakan, katak itu bisa dimanfaatkan untuk konsumsi sekaligus menjadi komoditas ekspor baru.

Indonesia merupakan pengekspor katak terbesar di dunia.''Yang kita ekspor kebanyakan adalah katak sawah jenis Fejervarya Cancrivora,''ungkap Amir. Sayangnya, katak yang di ekspor merupakan hasil eksploitasi langsung dari alam, bukan budidaya. Itu akan mengancam kelestarian.

Tantangan pemanfaatan katak adalah upaya budidayanya. Pada Saat yang sama, Indonesia perlu mengindenfikasipotensi. Dengan sumber daya alam yang kaya, Indonesia saat ini malah mengimpor bullfrog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar