Majalah Asia - Berita Terkini Dan Terupdate

BERITA TERKINI | BERITA VIRAL | TIPS | PERMAINAN ONLINE

Minggu, 16 Juli 2017

Warga China Tuntut Pengembalian Mumi Biksu yang “Dicuri”

Analisis X-ray memperlihatkan jasad biksu (kanan) di dalam patung Buddha.


BERITA NASIONAL -Warga desa di China mengajukan tuntutan ke pangadilan Belanda  atas dugaan pencurian terhadap mumi Bhiksu yang berusia 1.000 tahun.

Jasad bhiksu tersebut berada didalam sebuah patung Buddha  yang di bawa dari kuil desa kecil di China, Yangchun, di provinsi Fujian  pada 1995.

Penduduk desa mangatakan bahwa seorang kolektor  Belanda, yang mereka tuntut, memebeli patung tersebut di Hongkong pada 1996.

Patung -patung tersebut belum pernah di perlihatkan sampai akhirnya muncul di pameran di Budapest pada 2015.

Pada beberap tahun terakhir,Beijing dengan  akktiff menelusuri berbagai artepak yang menurut mereka di curi.

Namun sejauh ini tak banyak yang sukses di jalur pengadilan.

Kasus tersebut semakin rumit  karena si kolektor. Oscar Van Oveereem, diyakini telah menukar patung tersebut dengan kolektor lain yang identitasnya di sembunyikan, dengan berbagai artefak  Buddha lainnya  pada akhir 2015.

Keberadaan patung kini tidak jelas.

Dalam hal ini, patung tersebut, dikenal dengan nama  Zhanggong Patriach, telah berada di kuil di desa tersebut selama berabad-abad, dan di puja oleh penduduk desa di dekat situ.

Para penduduk desa menymbunyikan mummi di rumah-rumah mereka  dan bahkan mengburnya di sawah saat penghancuran pada revolusi  Budaya China pada 1960an dan 1970an, menurut South China Morning Post.

Hasil pemindaian dari patung tersebut beberapa tahun lalu  menunjukan jasad bhiksu yang di perkirakan berusia 1.000 tahun.

Para penduduk bisa membuktikan bahwa mereka adalah keturunan si Bhiksu, menurut pengacara mereka, Jan Holthuis  pada kantor berita  perancis, AFP.

Dia menambahkan bahwa mereka akan menyatakan, sesuai hukum Belanda,''seorang tidak boleh memiliki jasad.

''Kami juga punya cukup buktibahwa patung tersebut di curi dari kuil , kata Holthuis.

Menurut kantor berita mili pemerintah  China News Service, kolektor Belanda itu mempertanyakan klaim kepemilikan yang diajukan oleh komite desa yang menurutnya tak bisa dianggap sebagai pihak penuntut hukum di Balanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar