Majalah Asia - Berita Terkini Dan Terupdate

BERITA TERKINI | BERITA VIRAL | TIPS | PERMAINAN ONLINE

Rabu, 22 November 2017

Golkar Pastikan Kasus Status Novanto Tak Pengaruhi Dukungan untuk Jokowi di 2019

Bendahara Umum DPP Partai Golkar Robert J Kardinal di lapangan ex golf driving range Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (23/10/2016).



NASIONAL, AGEN SAKONG ONLINE -  Bendahara Umum DPP Partai Golkar Robert J Kardinal memastikan dukungan partainya kepada Joko Widodo untuk Pemilu Presiden 2019 tak terpengaruh status hukum Setya Novanto.

Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto kini berstatus sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP dan ditahan di Rutan KPK.

"Tidak ada pengaruh. Tetap mendukung," ujar Robert seusai rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (21/11/2017).

Pembahasan soal dukungan Golkar kepada Jokowi juga tak dibahas dalam rapat pleno Golkar yang berlangsung sejak Selasa siang hingga malam ini.

Robert menambahkan, dukungan Golkar kepada Jokowi dideklarasikan melalui forum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali pada 2016.

Dukungan tersebut kembali dikukuhkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar di Balikpapan.

Menurutnya Robert, Golkar harus menyelenggarakan Munas kembali jika ingin menarik dukungan kepada Jokowi. Namun, ia memastikan sejauh ini tak ada rencana untuk menarik dukungan tersebut.

"Kalau mau ditarik. Munas lagi atau satu tingkat di bawah, yaitu Rapimnas," kata Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR itu.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, penahanan Setya Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan membuat posisi Presiden Joko Widodo tidak aman.

Partai Golkar bisa jadi akan mencabut dukungannya untuk Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019.

Perubahan sikap ini bisa terjadi apabila Setya Novanto lengser dari posisi Ketua Umum Partai Golkar. Sosok pengganti Novanto akan menjadi penentu arah Partai Golkar di pilpres 2019.

"Itu artinya, dukungan Golkar terhadap Jokowi bisa bergeser dan dipastikan belum aman," kata Pangi kepada Kompas.com, Minggu (19/11/2017).

Pangi memperediksi, perebutan posisi ketua umum antara loyalis Aburizal Bakrie dan Agung Laksono akan terulang kembali. Bila yang menjadi pimpinan Golkar berasal dari trah kubu Aburizal, maka kemungkinan dukungan Golkar mengusung Presiden Jokowi di 2019 bakal dievaluasi.

Sebaliknya, bila poros Agung Laksono yang memenangkan pertarungan, maka Golkar diprediksi tetap konsisten mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar