BERITA NASIONAL-Kepolisian belum juga menemukan titik terang untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.Lewat dari sepekan,tepatnya 10 hari setelah kejadian,belum ada perkembangan berarti dari kasus tersebut.
Kepala Devisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan,bukti-bukti yang di kantongi polisi belum dapat menunjukan siapa pelakunya.''Yang jelas proses masih berjalan,Jadi belum ada proses penangkapan,''kata Boy.
Salah satu bukti yang di miliki polisi,yakni foto yang sempat di ambil Novel saat merasa dibuntuti seseorang.Namun,foto tersebut juga tidak bisa memperkuat tuduhan bahwa orang itu pelakunya.Bukti lain yang di miliki,yakni rekaman kamera cctvyang terpasang di rumah Novel.
Namun,tayangan video itu tidak menunjukan pelakunya terlalu jelas.Hal itu di karenakan jarak rumah Novel dengam tempat kejadian agak jauh dari jangkauan CCTV.
Masalah lain, peristiwa terjadi saat matahari belum muncul sempurna.Boy membandingkan dengan rekaman CCTV di Pulomas,di mana terjadi pembunuhan satu keluarga.''Peristiwa Pulomas di situ ada giat anggota satu keluarga di mana CCTV sangat jelas, mempelajari gerak-gerik pelakunya agak pincang.Itu memang di untungkan,''kata Boy
Polisi saat ini hanya mengandalkan keterangan para saksi yang merupakan para tetangga Novel.Mereka sempat beberapa kali melihat orang yang mencurigakan mondar mandir dengan sepeda motor di sekitar rumah Novel.
''Yang jelas dari pemeriksaan saksi dan olah TKP di jalan itu cukup.Infonya cukup,;''kata Boy.Aktifis lembaga Bantuan Hukum Jakarta Muhhmmad Isnur menganggap polisi lamban dalam menyelidiki kasus Novel.
Ia mengatakan,sudah banyak bukti yang di kantongi polisi, mulai dari keterangan saksi hingga rekaman CCTV.Semestinya,polisi tidak sulit mengungkap tersebut.''Maka jadi pertanyaan kita bersama kenapa lambat ? Padahal Jokowi dan Kapolri sudah memerintahkan dengan tegas untuk segera di ungkap pelaku dan auktor intelektulis di balakangnya,''kata Isnur.
Isnur mencontohkan kasus penganiaan yang di alami aktifis Indonesia Corruption Wath (ICW) Tama S Lakung yang di bacok beberapa orang tak di kenal pada juli 2010.Hingga saat ini, kasus itu menguap dan belum terungkap siapa pelakunya.
''Jika berlarut-larut dan sama seperti Kasus Tama,semakin besar kecurigaan masyarakat bahwa ada sesuatu di balik penyiraman Novel dan perhubungan dengan kekuasaan yang besar,''kata Isnur.Cairan yang mengenai wajah Novel Baswedan tidak hanya berdampak pada kondisi mata.Juru KPK Febri Diansyah mengatakan,Zat asam tersebut juga berdampak pada rongga hidung Novel.
Dari hasil pemeriksaan itu di ketahui terdapat luka bakar di rongga hidungNovel.Di hidung sebelah kanan luka bakar tampak di bagian luar rongga.sedangkan,di hidung sebelah kiri luka bakar terlihat hingga rongga hidung bagian atas yang dekat dengan mata.
''Dokter melakukan pembersihan rongga hidung dan dikeluarkan cukup banyak darah dalam bentuk lendir yang menumpuk di kedua rongga hidung,;''ucap Febri.Sementara itu, kesehatan mata Novel berangsur membaik.Dari foto mata yang dilakukan pada Rabu (19/4/2017),dokter menyampaikan bahwa Novel telah mampu melihat huruf dan angka.
Namun daya tangkap penglihatan nya belum menjangkau tulisan berukuran kecil.''Novel sudah bisa melihat huruf angka tapi masih dalam ukuran seperti judul surat kabar oleh mata kanan , mata kiri kurang baik di banding mata kanan,''kata Febri.
Selaput mata bagian putih mengalami pertumbuhan sehingga tidak dibutuhkan tindakan operasi. Namun,kornea mata Novel belum mengalami pertumbuhan.Untuk itu, terdapat beberapa kemungkinan yang akan di lakukan.
''Pertama,menunggu selaput mata tumbuh secara alami. Tentu itu butuh waktu. Kedua, dilakukan percepatan tindakan medis seperti penambahan membran untuk pancing pertumbuhan selaput mata, yang itu dapat diambil dari plasenta bayi''ucap Febri.
Pertimbangan terakhir,lanjut Febri,di lakukan operasi cangkok kornea.Namun, hal itu beresiko besar terjadi kegagalan.ANALISAQQ.NET
Tidak ada komentar:
Posting Komentar