NASIONAL, AGEN SAKONG ONLINE - Nasoem Sulaiman atau Joker, pria yang membubarkan ibadah kebaktian di Rumah Susun (Rusun) Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, dikeroyok orang tidak dikenal pada Minggu (24/9/2017).
Kepala Unit Pengelola Rusun (UPRS) Pulogebang Ageng Darminto mengatakan, Joker dipukuli orang tidak dikenal setelah melakukan mediasi dan meminta maaf atas pembubaran kebaktian.
"Itu kejadiannya Minggu sore menjelang malam setelah proses mediasi dan kesepakatan dilakukan oleh yang bersangkutan dengan kepolisian dan pihak rusun," ucap Ageng, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/9/2017) sore.
Adapun lokasi pengeroyokan Joker terjadi di unit rusunnya, di lantai 3 Blok F Rusun Pulogebang.
"Waktu kejadian belum ada polisi di sekitar rusun. Yang bersangkutan kemudian langsung dibawa ke rumah sakit dan kasus ini ditangani Polres Jakarta Timur," ujar Ageng.
"Pemukulannya waktu itu dilakukan oleh sekitar empat sampai lima orang," lanjut dia.
Kendati demikian, Ageng belum bisa memastikan penyebab pemukulan tersebut apakah karena pembubaran kebaktian atau disebabkan hal lainnya karena kasus ini masih diselidiki kepolisian.
Hingga saat ini, Kompas.com masih menunggu konfirmasi dari kepolisian soal kasus pemukulan terhadap Joker tersebut. Peristiwa itu juga yang kemudian membuat sejumlah anggota kepolisian terlihat berjaga di sekitar area Rusun Pulogebang.
Menurut Ageng, personel kepolisian berjaga untuk mengantisipasi terulangnya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di area rusun. Setelah pengeroyokan Joker, jumlah personel polisi yang berjaga di Rusun Pulogebang ditambah.
"Itu protap kepolisian jadi tentunya bersifat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi karena peristiwa Sabtu lalu telah menjadi viral," ujar Ageng.
Adapun Joker membubarkan ibadah kebaktian karena merasa terganggu dengan kegiatan tersebut. Jemaah kebaktian saat itu adalah anak-anak.
Ageng mengatakan Joker adalah seorang warga yang bekerja sebagai tukang bangunan.
Saat membubarkan kebaktian itu, Joker baru selesai kerja sehingga masih menenteng perkakas bangunan.
"Kebetulan memang yang dibawa adalah alat gergaji, linggis, palu, sama kampak ya. Itu untuk membongkar lantai atas ya," ujar Ageng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar